Mungkin
Anda belum pernah mendengar tentang HappyFresh. Ya, aplikasi delivery bahan
makanan ini baru diluncurkan bulan Oktober 2014 di Kuala Lumpur, Malaysia.
HappyFresh memungkinkan pelanggan memesan grocery atau bahan
makanan langsung dari supermarket. Startup ini mengklaim bahwa pesanan
pelanggannya bisa dikirimkan hanya dalam waktu satu jam. Selain Kuala Lumpur,
HappyFresh juga akan diluncurkan di Jakarta pada bulan ini.
Startup
e-commerce baru ini memperoleh putaran pendanaan pra-seri A sebesar tujuh digit
USD dengan nilai pasti yang tidak disebutkan dari sekelompok VC, angel
investor internasional, dan institutional backer.
Bagaimanapun, HappyFresh belum mengungkap identitas dari para investor tersebut.
Startup yang didirikan pada Oktober 2014 ini mulai menyediakan layanannya pada
bulan Februari lalu dengan sistem invite-only, dan dibuka untuk
umum mulai bulan ini.
HappyFresh
memiliki tujuh co-founder, masing-masing mempunyai pengalaman dalam bisnis
teknologi. Markus Bihler menjabat sebagai CEO, Fajar Budiprasetyo sebagai CTO,
Benjamin Koellmann sebagai COO, Dr. Konstantin Lange sebagai CFO, Kai Kux
sebagai CCO, Tim Marbach sebagai Executive Chairman dan investor, serta Stefan
Jung dari Monk’s Hill Ventures sebagai penasihat. Fajar
sendiri merupakan salah satu figur di balik Koprol, jejaring sosial lokal yang diakuisisi oleh Yahoo.
Sedangkan Stefan Jung sudah memiliki segudang pengalaman di Rocket Internet dan
salah satu pendiri Zalora, Lazada, dan FoodPanda.
Akan tetapi CEO dari
HappyFresh sekarang ialah Guillem Segara, sebelum bergabung dengan HappyFresh
pada Maret 2015, ia adalah Manajer Operasi Marketplace dan Kepala Manajemen 3PL
di Lazada Group, yang memelopori e-Commerce di seluruh Asia Tenggara.
Sebelumnya, ia adalah Konsultan Teknis untuk Vodafone Global Enterprise (bagian
dari Vodafone Group), yang didedikasikan untuk menyederhanakan manajemen
komunikasi global untuk perusahaan multinasional terbesar di dunia.
Guillem memegang
gelar Bachelor of Science dan Master of Science di bidang Teknik Telekomunikasi
dari Universitas Politècnica de Catalunya. Dia suka bepergian dan ingin tahu
tentang semua budaya di Asia dan inilah sebabnya dia menikmati hidup di Hong
Kong, Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Shopper yang siaga
HappyFresh
mengklaim telah menandatangani kemitraan eksklusif dengan sejumlah toko di Kuala
Lumpur dan Jakarta – namun, startup ini belum mengungkapkan nama-nama dari para
mitranya. Salah satu pembeda layanan HappyFresh dengan yang lain adalah setiap
pesanan dilayani oleh shopper yang secara permanen bersiaga di
toko mitra HappyFresh. Aplikasi ini memungkinkan pengguna menjadwalkan
pengiriman bahan makanan beberapa hari sebelumnya.
Markus
Bihler mengatakan bahwa ide HappyFresh muncul karena adanya kebutuhan akan
makanan yang sehat di tengah padatnya jadwal yang dimiliki penduduk urban:
“Satu-satunya cara adalah makan di luar. Tapi kita ingin
tahu apa yang kita makan dan tentunya akan menyenangkan jika mampu menyiapkan
makanan di rumah dengan teman dan keluarga. Memiliki bahan makanan segar yang
dikirim ke depan pintu Anda mungkin bisa menjadi solusi.”
Menurut
Markus Bihler dan Tim Marbach, timnya menyadari potensi pasar grocery di
Asia Tenggara dan keinginan penduduk urban untuk makan makanan yang sehat.
Terjebak macet saat ingin berbelanja bahan makanan di kota-kota besar seperti
Jakarta juga salah satu masalah yang ingin dipecahkan oleh HappyFresh.
HappyFresh
hanya tersedia dalam bentuk aplikasi mobile karena ingin menargetkan pelanggan
di Asia Tenggara yang mobile-savvy. Startup ini mengklaim telah
memiliki lebih dari 40.000 item di aplikasinya. HappyFresh kini tersedia pada
platform iOS dan Android.
Di Indonesia, secara tidak langsung HappyFresh akan bersaing dengan layanan
seperti Go-Jek yang juga menawarkan pilihan pengiriman, serta website
e-commerce grocery seperti SukaMart.
Grab Ventures adalah yang pertama berpartisipasi, termasuk kemitraan GrabFresh, yang diumumkan September lalu. Kini mereka
mengumumkan telah memperoleh dana segar $20 juta (lebih dari 282 miliar Rupiah).
Dana Seri C yang diperoleh HappyFresh ini dipimpin oleh Mirae Asset-Naver
Asia Growth Fund dengan partisipasi Line Ventures, Singha Ventures, Samena
Capital, Vertex Ventures, Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), 500 Startups, dan
BeeNext. Segarra mengungkapkan;
“Saat ini [ekspansinya] berbasiskan
pendekatan market driven ketimbang sekedar menunjukkan lokasi di peta. Anda
akan melihat ketersediaan di pasar baru yang masuk akal. Kami tidak
terburu-buru,”
Segarra mengungkapkan dana tersebut
akan digunakan untuk memperkuat sisi teknologi, termasuk memperkuat
personalisasi belanja konsumen. Ia juga memastikan adanya potensi ekspansi,
meskipun strateginya akan berbeda dengan langkah ekspansi sebelumnya. Saat ini
HappyFresh beroperasi di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Startup yang didirikan pada tahun
2015 ini berencana untuk menggunakan modal baru untuk melakukan ekspansi lebih
jauh ke seluruh Asia Tenggara. Ini juga akan berinvestasi dalam mengembangkan
teknologinya serta meningkatkan ilmu data dan tim teknologi omnichannel.
Tampaknya memanfaatkan pasar baru di mana tren makro menguntungkan untuk
proposisi nilainya, kata startup dalam sebuah pernyataan.
HappyFresh
telah mengumpulkan dana total $ 32 juta. Pesaing utama HappyFresh adalah
Satvacart, Grofers dan BiggMart.
Daftar Pustaka :
https://techcrunch.com/2019/04/21/happyfresh-20-million/
https://dailysocial.id/post/happyfresh-umumkan-perolehan-dana-baru-282-miliar-rupiah
https://www.techinasia.com/happyfresh-bags-20mhttps://www.owler.com/company/happyfresh
https://dailysocial.id/post/grab-happyfresh-grabfresh-indonesia-resmi
https://swa.co.id/swa/trends/technology/fajar-a-budiprasetyo-happy-ikut-membesarkan-happyfresh
https://id.techinasia.com/aplikasi-delivery-bahan-makanan-happyfresh-diluncurkan-di-jakarta
https://dailysocial.id/post/grab-happyfresh-grabfresh-indonesia-resmi
https://swa.co.id/swa/trends/technology/fajar-a-budiprasetyo-happy-ikut-membesarkan-happyfresh
https://id.techinasia.com/aplikasi-delivery-bahan-makanan-happyfresh-diluncurkan-di-jakarta
0 komentar:
Posting Komentar