Sejarah
TV Analog, dan TV Digital beserta perbedaannya
Di
Zaman sekarang orang – orang sudah tidak perlu repot lagi mencari hiburan.
Karena sekarang kita bisa jumpai berjuta hiburan hanya pada sebuah alat
elektronik, Ya! Yaitu TV. TV/Televisi merupakan suaru alat yang memungkinkan
kita untuk menonton suatu hiburan hanya pada layar kaca seperskian inci dengan
menangkap siaran bergambar. Tetapi, televisi tidaklah langsung seperti televisi
yang sekarang. Televisi selalu berkembang dari hanya menampilkan gambar
berwarna hitam dan putih , hingga menjadi berwarna . Televisi dibagi menjadi 2,
yaitu TV Analog dan TV Digital.
TV
Analog, adalah TV yang menampilkan gambar dengan cara mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase
dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat
dimasukan ke analog. Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog NTSC
(national Television System Committee), PAL, dan SECAM.
Dan TV
Digital, adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem
kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat televisi. TV
Digital bukan berarti pesawat televisinya yang digital, namun lebih kepada
sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat
adalah siaran digital (Digital Broadcasting). Televisi resolusi tinggi atau
high-definition television (HDTV), yaitu: standar televisi digital
internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan
surround-sound 5.1 Dolby Digital. TV digital memiliki resolusi yang jauh lebih
tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan
warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV
memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL.
Berikut
adalah sekilas sejarah tentang Televisi.
v 1876 - George Carey menciptakan
selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang
listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam
tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.
v 1884 - Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman,
berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut
teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
v 1888 - Freidrich Reinitzeer, ahli
botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi
bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
v 1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT)
pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan
layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar
tabung.
v 1900 - Istilah Televisi pertama kali
dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of
Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
v 1907 - Campbell Swinton dan Boris
Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
v 1927 - Philo T Farnsworth ilmuwan
asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia
21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
v 1929 - Vladimir Zworykin dari Rusia
menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan
teknologi yang dimiliki CRT.
v 1940 - Peter Goldmark menciptakan
televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
v 1958 - Sebuah karya tulis ilmiah
pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
v 1964 - Prototipe sel tunggal display
Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah
ini dilanjutkan Larry Weber.
v 1967 - James Fergason menemukan
teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
v 1968 - Layar LCD pertama kali
diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
v 1975 - Larry Weber dari Universitas
Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
v 1979 - Para Ilmuwan dari perusahaan
Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode
(OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara
itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin
film transfer yang ringan.
v 1981 - Stasiun televisi Jepang, NHK,
mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
v 1987 - Kodak mematenkan temuan OLED
sebagai peralatan display pertama kali.
v 1995 - Setelah puluhan tahun
melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia
berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber
kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat
dari perusahaan Matsushita.
v Dekade 2000 - Masing masing jenis teknologi
layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan
produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
Perbedaan antara TV
Analog dan TV Digital
Perbedaan
antara TV Analog dan TV Digital tentu saja sangat amat berbeda, dikarenakan TV
Digital merupakan “Upgrade” dari TV Analog.
Pertama, Kualitas gambar dan suara. Siaran televisi digital
terestrial menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan resolusi
lebih tajam ketimbang analog. Hal ini dimungkinkan oleh penggunaan sistem
Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) yang mampu mengatasi efek
lintas jamak (multipath). Pada sistem analog, efek lintasan jamak menimbulkan
echo atau gaung yang berakibat munculnya gambar ganda (seakan ada bayangan).
Penyiaran televisi digital
menawarkan kualitas gambar yang sama dengan kualitas DVD, bahkan
stasiun-stasiun televisi dapat memancarkan programnya dalam format 16:9 (layar
lebar) dengan standar Standard Definition (SD) maupun High Definition (HD).
Kualitas suara pun mampu mencapai kualitas CD Stereo, bahkan stasiun televisi dapat
memancarkan suara dengan Surround Sound (Dolby DigitalTM).
Kedua, tahan perubahan
lingkungan. Siaran televisi digital
terestrial memiliki ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang terjadi karena
pergerakan pesawat penerima (untuk penerimaan mobile TV), misalnya di kendaraan
yang bergerak, sehingga tidak terjadi gambar bergoyang atau berubah-ubah
kualitasnya seperti pada TV analog saat ini.
Ketiga, ketahanan terhadap efek interferensi. Teknologi ini punya
ketahanan terhadap efek interferensi, derau dan fading, serta kemudahannya
untuk dilakukan proses perbaikan (recovery) terhadap sinyal yang rusak akibat
proses pengiriman atau transmisi sinyal. Perbaikan akan dilakukan di bagian
penerima dengan suatu kode koreksi error (error correction code) tertentu.
Keempat, dari efisinsi spectrum/kanal. Teknologi siaran televisi digital
lebih efisien dalam pemanfaatan spektrum dibanding siaran televisi analog.
Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk siaran
televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak
perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF. Sedangkan lebar pita
frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6, artinya
bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal
transmisi, maka pada teknologi digital untuk lebar pita frekuensi yang sama
dengan teknik multiplex dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8
kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.
Dan Itulah Sejarah dan Perbedaan dari kedua TV Analog dan juga TV
Digital, sekarang kita sudah tau apa saja perbedaan antara kedua TV tersebut.
Sangat berbeda bukan?
0 komentar:
Posting Komentar